Indramayu – Pasca dicanangkannya Keluarga Gemar Makan Ikan (KGMI) oleh Pemkab.Indramayu beberapa waktu lalu. MPC Pemuda Pancasila (PP) Kab.Indramayu memanfaatkan moment tersebut melalui peluncuran kedai Yu Iroh Bandeng Tanpa Duri di Bantaran Kali Cimanuk, Selasa (10/2).
Menurut Ketua Panitia Rudi Nasrudin, dari latar belakang pencanangan KGMI, PP mencoba membuka Kedai Bandeng tanpa Duri dengan memanfaatkan hasil dari petani tambak yang ada di Kab.Indramayu. Tujuannya agar masyarakat tahu bahwa kuliner di Indramayu tidak kalah dengan daerah-daerah penghasil bandeng lainnya. Ketika geliat usaha wisata kuliner merebak di berbagai daerah dengan memanfaatkan ikon lokal yang ada di daerah tersebut. MPC PP Kab.Indramayu membuka wisata kuliner bandeng tanpa duri, jelasnya.
Dikatakan, pihaknya yakin kedai bandeng tanpa duri yang dikelola oleh MPC PP akan mampu bersaing dengan kuliner lainnya yang sudah terkenal dan bahkan memiliki pangsa pasar yang kuat sekalipun. Alasannya, karena rasa khas dari ikan Bandeng akan menjadi daya tarik tersendiri ditambah dengan tidak adanya duri, tentunya para konsumen akan lebih tertarik lagi pada kuliner bandeng tanpa duri, promonya.
Sementara itu Ketua MPC PP H. Daniel Mutaqien Syafiuddin, pihaknya menyambut baik adanya terobosan yang dilakukan oleh para keder PP dengan memanfaatkan kuliner mengandalkan ciri khas daerahnya, yakni Kedai Bandeng tanpa Duri Yu Iroh di Bantaran kali Cimanuk Timur dengan menggunakan bahan baku hasil budidaya tambak petani Indramayu, yakni ikan Bandeng.
Bisnis kuliner belakangan marak dilakukan di berbagai daerah dengan mengandalkan produksi khas daerah. Dengan gambaran seperti itu, tidak berlebihan kalau kader PP membuka peluang bisnis kuliner dengan memanfaatkan khas Indramayu, yakni ikan Bandeng. Selain membuka peluang usaha baru bagi pebisnis, juga terbukanya lapangan kerja, tuturnya.
Diakuinya, Kab.Indramayu sebagai sentra produksi ikan terbesar di Jawa Barat, namun sayangnya dalam segi penjualannya masih manual. Artinya hasil produksi tersebut ketika dijual ke pasar masih alami. maka, selain harga jualnya murah juga kurang diminati konsumen.
Namun kalau sudah diolah, seperti usaha bandeng tanpa duri misalnya, tentunya, akan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Terobosan yang dilakukan oleh kader PP Kab.Indramayu dengan membuka Kedai Bandeng Tanpa Duri Yu Iroh semoga saja bisa membangkitkan kuliner di Kab.Indramayu, harapnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.Indranmayu, H Abdur Rosyid Hakim dalam paparannya, Launching Kedai Bandeng Tanpa Duri Yu Iroh yang dikelola oleh kader PP, merupakan gebrakan baru pada bisnis kuliner di Kab.Indramayu.
Sebelumnya, bisnis kuliner didominasi oleh ikan hasil tangkapan dari laut, namun seiring perkembangan jaman dan munculnya keterampilan pencabutan duri pada ikan Bandeng. Kini, muncul kuliner yang hanya mengandalkan bahan baku dari ikan bandeng.
Ikan Bandeng merupakan jenis ikan yang paling disukai konsumen, karena selain rasanya enak juga keset, namun karena ikan tersebut banyak durinya, akhirnya konsumen malas untuk meng konsumsinya.
Dengan adanya keterampilan pencabutan duri, dengan sendirinya bisa membuka peluang kerja baru. Juga mempermudah konsumen untuk mengkonsumsinya, jelasnya seraya menambahkan, untuk mempermudah konsumen dalam mencari ikan Bandeng tanpa duri, kini sudah tersedia 10 outlet di berbagai wilayah Indramayu. (ck-103) [Pelita.or.id]
Menurut Ketua Panitia Rudi Nasrudin, dari latar belakang pencanangan KGMI, PP mencoba membuka Kedai Bandeng tanpa Duri dengan memanfaatkan hasil dari petani tambak yang ada di Kab.Indramayu. Tujuannya agar masyarakat tahu bahwa kuliner di Indramayu tidak kalah dengan daerah-daerah penghasil bandeng lainnya. Ketika geliat usaha wisata kuliner merebak di berbagai daerah dengan memanfaatkan ikon lokal yang ada di daerah tersebut. MPC PP Kab.Indramayu membuka wisata kuliner bandeng tanpa duri, jelasnya.
Dikatakan, pihaknya yakin kedai bandeng tanpa duri yang dikelola oleh MPC PP akan mampu bersaing dengan kuliner lainnya yang sudah terkenal dan bahkan memiliki pangsa pasar yang kuat sekalipun. Alasannya, karena rasa khas dari ikan Bandeng akan menjadi daya tarik tersendiri ditambah dengan tidak adanya duri, tentunya para konsumen akan lebih tertarik lagi pada kuliner bandeng tanpa duri, promonya.
Sementara itu Ketua MPC PP H. Daniel Mutaqien Syafiuddin, pihaknya menyambut baik adanya terobosan yang dilakukan oleh para keder PP dengan memanfaatkan kuliner mengandalkan ciri khas daerahnya, yakni Kedai Bandeng tanpa Duri Yu Iroh di Bantaran kali Cimanuk Timur dengan menggunakan bahan baku hasil budidaya tambak petani Indramayu, yakni ikan Bandeng.
Bisnis kuliner belakangan marak dilakukan di berbagai daerah dengan mengandalkan produksi khas daerah. Dengan gambaran seperti itu, tidak berlebihan kalau kader PP membuka peluang bisnis kuliner dengan memanfaatkan khas Indramayu, yakni ikan Bandeng. Selain membuka peluang usaha baru bagi pebisnis, juga terbukanya lapangan kerja, tuturnya.
Diakuinya, Kab.Indramayu sebagai sentra produksi ikan terbesar di Jawa Barat, namun sayangnya dalam segi penjualannya masih manual. Artinya hasil produksi tersebut ketika dijual ke pasar masih alami. maka, selain harga jualnya murah juga kurang diminati konsumen.
Namun kalau sudah diolah, seperti usaha bandeng tanpa duri misalnya, tentunya, akan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Terobosan yang dilakukan oleh kader PP Kab.Indramayu dengan membuka Kedai Bandeng Tanpa Duri Yu Iroh semoga saja bisa membangkitkan kuliner di Kab.Indramayu, harapnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.Indranmayu, H Abdur Rosyid Hakim dalam paparannya, Launching Kedai Bandeng Tanpa Duri Yu Iroh yang dikelola oleh kader PP, merupakan gebrakan baru pada bisnis kuliner di Kab.Indramayu.
Sebelumnya, bisnis kuliner didominasi oleh ikan hasil tangkapan dari laut, namun seiring perkembangan jaman dan munculnya keterampilan pencabutan duri pada ikan Bandeng. Kini, muncul kuliner yang hanya mengandalkan bahan baku dari ikan bandeng.
Ikan Bandeng merupakan jenis ikan yang paling disukai konsumen, karena selain rasanya enak juga keset, namun karena ikan tersebut banyak durinya, akhirnya konsumen malas untuk meng konsumsinya.
Dengan adanya keterampilan pencabutan duri, dengan sendirinya bisa membuka peluang kerja baru. Juga mempermudah konsumen untuk mengkonsumsinya, jelasnya seraya menambahkan, untuk mempermudah konsumen dalam mencari ikan Bandeng tanpa duri, kini sudah tersedia 10 outlet di berbagai wilayah Indramayu. (ck-103) [Pelita.or.id]
0 komentar:
Posting Komentar